Alex R Nainggolan memiliki kemampuan dalam meromantisasi keadaan dan kecermatan dalam memilih diksi. Sesekali ia berkisah seperti cerpenis, kadang bertutur seperti penghibur. Dan pada saat mendayu dalam merayu, apalagi dibumbui ratapan saat berharap, ia melampaui dua keahliannya yang lain itu. Dengan cara seperti itulah dia menyusun puisi-puisinya ini dan dipersembahkannya kepada Nabi Muhammad saw. Pada bagian awal, ia begitu menggebu-gebu, memburu, mengharu-biru. Acapkali ada kata yang sama diulang berdekatan, yang secara teknis hal itu kurang elok dalam rumus perpuisian, namun agaknya langkah tersebut disengaja: semacam melubernya perasaan yang tercurah dan ia biarkan saja tumpah ruah tanpa harus menyumbatnya. Sementara di bagian akhir, sang penyair memilih cara yang lain, yaitu bergerak perlahan, berjalan memutar, lalu menyentuh daun-daun terbawah, ke dahan berikutnya, dilanjut ke ranting yang lebih tinggi, ia akhirnya tiba di sulut-sulut, dan tiba di pucuk. Dia pun menyentuhnya dengan khidmat atas nama Nabi Muhammad.
Penulis | : | Alexander Robert Nainggolan |
---|---|---|
Penerbit | : | DIVA Press |
Tahun terbit | : | 2024 |
ISBN | : | 978-623-189-376-5 |
Halaman | : | 68 |