Mantra itu entitas ajaib. Ia bisa berada dalam posisi yang sakral dan hanya orang-orang tertentu yang boleh merapalkannya, tetapi bisa juga jadi profan, dan sesiapa pun boleh mengujarkannya. Jadi, mantra berada dalam tarik-menarik sakralitas dan profanitas. Di luar perkara itu, musikalitas bunyi dalam mantra, kerap memancarkan aura magis. Ada keindahan yang tidak terduga. Ada penciptaan suasana mencekam, khidmat, dan sugestif. Pilihan Sutardji Calzoum Bachri pada mantra yang dinyatakan dalam Kredonya, boleh jadi lantaran mantra punya daya pukau, mempesona dan menyihir. Dalam penciptaan puisi, mantra menjadi ajang permainan yang sarat daya kejut, tak terduga, dan penuh misteri. Puisi yang mantra dan mantra yang puisi jadinya cuma dibatasi garis tipis. Kesadaran itu ternyata juga mengendap dalam diri banyak penyair Indonesia kontemporer. Pemanfaatan repetisi, penghadiran paradoks, dan perubahan fonetis dalam puzzle kata-kata menjelma seperti main-main yang tidak main-main. Buku ini coba mengungkap sihir mantra dan perkaitannya dengan perpuisian Indonesia. Di dalamnya, tidak terhindarkan, terikut pula perbincangan tentang puisi dalam tradisi lisan Nusantara. Banyak pemikiran menarik dan mengoyak; membongkar dan menguak; dan ... entahlah! Dunia mantra memang ajaib: menyantet dan memantik inspirasi! Maka, puah!
Penulis | : | Maman S Mahayana |
---|---|---|
Penerbit | : | DIVA Press |
Tahun terbit | : | 2022 |
ISBN | : | 978-623-293-717-8 |
Halaman | : | 256 |