Timur dan Barat berpilin, tak terceraikan lagi: Ini ditulis Goethe pada abad ke-19, hampir dua ratus tahun yang lalu. Dan, dalam Diwan Barat dan Timur Goethe telah membuktikan bahwa bagi dia sendiri kalimat itu tidak sekedar hiasan bibir, melainkan kenyataan dan keyakinan yang menjadi salah satu dasar dalam berkarya dan bertindak. Maka, tak mengherankan jika Goethe dipandang sebagai perintis dan pelaksana dialog antara Timur dan Barat, juga sebagai arsitek jembatan kokoh antara dua dunia yang dikotominya terlalu kerap disederhanakan secara naif dan penuh prasangka dungu, seperti yang—sayang sekali—masih dan bahkan semakin dapat kita saksikan pada zaman sekarang. Goethe adalah seorang perintis dialog antara “Barat” dan Islam. Tokoh Jerman terbesar ini merasa sangat dekat dengan agama Islam, dan kedekatan ini pun sangat nyata dalam karya-karyanya, terutama Diwan Barat dan Timur. Dengan demikian, Goethe tentu sangat patut menjadi duta kebudayaan Jerman di negara-negara yang berpenduduk mayoritas beragama Islam.
Penulis | : | Johann Wolfgang von Goethe |
---|---|---|
Penerbit | : | DIVA Press |
Tahun terbit | : | 2022 |
ISBN | : | 978-623-293-631-7 |
Halaman | : | 104 |