Rama berhenti melangkah. Wajahnya tetap panik kebingungan. Rama yang bisa mengendalikan diri bila menghadapi keadaan apa pun terkait dirinya ataupun urusan kerajaan negeri Ayodya atau kisut keadaan Pesanggrahan Dandaka sekalipun, ternyata tetap rapuh menghadapi kenyataan bahwa siang itu dia telah kehilangan istrinya. Rama mulai sadar bahwa dia terlalu melihat sepele perihal kebersamaannya dengan Sinta. Sorot mata Rama memperlihatkan bahwa dia kini melihat Sinta sebagai sebuah sesuatu yang penting melebihi apa pun. Namun itu semua timbul justru saat Rama kehilangan Sinta.
Penulis | : | Pitoyo Amrih |
---|---|---|
Penerbit | : | DIVA Press |
Tahun terbit | : | 2024 |
ISBN | : | 978-623-189-418-2 |
Halaman | : | 428 |