Secara pribadi, saya tidak kenal Pak Mahbub Djunaidi. Sekali dua kali saja saya papasan dengannya di Jakarta. Tapi di banyak kesempatan saya mengaku santrinya beliau. Sebab, karya-karyanya banyak menempel di kepala saya. Dan novel Dari Hari ke Hari ini, salah satu karya Pak Mahbub yang saya baca berulang-ulang.—Ahmad Tohari
Novel ini menarik dan renyah, lantaran disajikan dengan cara penuh “kelakar”. Seorang anak tanggung memandang revolusi dengan kacamata yang polos sehingga peristiwa pertumpahan darah, tidak mengudarkan kengerian, melainkan justru menggelikan. Walaupun dalam beberapa hal sering muncul suara pengarangnya, secara keseluruhan novel ini terkesan meledek tokoh-tokoh politik yang lebih suka gontok-gontokan sendiri daripada mengurusi bangsa dan negaranya. Itulah kekhasan kritik model Mahbub Djunadi.—Maman S Mahayana
Dengan terbitnya kembali karya yang sudah berusia 40 tahun ini tebersit secercah harapan semoga buku ini menjadi bacaan bermutu yang mampu merangsang kembali kesadaran sejarah perjuangan bangsa Indonesia bagi generasi masa kini.—Lukman Hakim Saifuddin
Dari Hari ke Hari adalah salah satu novel kesukaan saya. Mahbub sukses menceritakan sesuatu yang “besar” dengan mengalir tanpa. beban. Ia tidak berumit-rumit dengan fakta sejarah, melainkan asyik berkisah tentang kehidupan dan hal-hal kecil yang membuatnya layak dirayakan. Rasanya sampai saat ini belum ada pengarang Indonesia yang bisa bertutur selihai, sejenaka, dan selincah Mahbub.—Andina Dwifatma
Penulis | : | Mahbub Djunaidi |
---|---|---|
Penerbit | : | Diva Press |
Tahun terbit | : | 2018 |
ISBN | : | 978-602-391-514-9 |
Halaman | : | 244 |