“Anakku, kebodohan akan mendekatkan seseorang pada kemiskinan. Lalu kemiskinan akan mendekatkan seseorang pada kekafiran.â€
***
Itu nasihat Daeng Marewa, ayah Samadin. Semangat itulah yang membuat Samadin, anak nelayan ini belajar giat. Ia berniat mengubah nasib lewat pendidikan.
Bersama temannya, Sapril, mereka belajar giat di mana pun. Bahkan, di sela-sela mereka memancing di Sungai Jeneberang atau Pantai Barombong, mereka tetap memanfaatkan waktu untuk belajar. Tak pernah bosan, bahkan seru. Mereka memperdalam bahasa Inggris dengan cara belajar otodidak. Bahkan keduanya selalu menggunakan bahasa Inggris bila bertemu di Sungai Jeneberang atau Pantai Barombong. Hingga akhirnya masyarakat sekitar memberi sebutan “bule†Pantai Barombong kepada mereka.
Malang tak dapat ditolak. Masa depan Samadin pun seolah suram tatkala ia harus kehilangan ayahnya yang meninggal. Samadin terancam tak dapat melanjutkan sekolah. Apa yang akan dilakukan Samadin untuk mengatasi persoalan ini? Siapkah ia menjadi tulang punggung bagi adik-adiknya dan ibunya yang lumpuh sepeninggal sang ayah?
Membaca novel ini, Anda akan tertular semangat Samadin dalam menempuh pendidikan. Novel yang menuturkan pendidikanlah yang menjadi lentera bagi individu maupun sebuah bangsa.
Penulis | : | Dul Abdul Rahman |
---|---|---|
Penerbit | : | Diva Press |
Tahun terbit | : | 2015 |
ISBN | : | 978-602-255-808-8 |
Halaman | : | 276 |