“Kau ini pengacau yang menjengkelkan—” ketus Markham. Tapi Vance memotongnya dengan nada datar. “Benar-benar tidak tahu berterima kasih! Kalau saja kautahu, Markham, aku guru pembimbingmu yang genius, deus ex machina-mu, ibu perimu.” Philo Vance bangsawan muda dan kaya raya, dengan segudang pengetahuan di dalam kepala. Kata-katanya sering sarkas dan tak difilter hingga sanggup melukai lawan bicara yang tidak siap menerimanya. Tapi, aku yakin karena aku kenal dia sejak lama, Vance memang unik dan bukan orang yang suka asal bicara. Menurut orang, dia ingin tampil dan mencari panggung saja, tapi menurutku, dia adalah genius yang selalu memakai logika. Termasuk ketika menghadapi kasus pembunuhan Alvin Benson. Kami terlibat dalam proses pengungkapan kasus ini bukan karena kami menceburkan diri, tapi permintaan datang dari Jaksa Wilayah yang juga kenalan Vance. Aku menyaksikan sendiri bagaimana Markham sering berjalan ke arah yang salah dan Vance berkali-kali menariknya ke jalur yang seharusnya. Andai tidak ada Vance, Markham akan salah menjebloskan orang ke penjara New York.
Penulis | : | S. S. Van Dine |
---|---|---|
Penerbit | : | Laksana |
Tahun terbit | : | 2024 |
ISBN | : | 978-623-327-502-6 |
Halaman | : | 448 |