“Sungguh pilu mendengarkan ratapan rakyat tentang penindasan, pemerasan, kelaparan… saat aku, istri dan anakku, menatap kemungkinan nasib yang sama: kelaparan dan kemiskinan.” Ya, aku, Multatuli, “yang telah banyak menderita”, kini mengambil alih pena ini. Aku ingin dibaca! Dibaca oleh negarawan yang mesti membuka mata pada tanda-tanda zaman... oleh sastrawan yang merasa berkewajiban membaca buku yang konon “terlalu mengganggu”... oleh Gubernur Jenderal pensiunan... oleh para menteri yang katanya “sibuk sekali”... oleh para jongos ‘Yang Mulia’ itu... oleh anggota parlemen, yang sepatutnya tahu apa yang terjadi di Tanah Jajahan. *** Max Havelaar adalah buku yang menceritakan tentang Max Havelaar, seorang pejabat kolonial Belanda, yang bertugas di Lebak, Banten. Ia berjuang melawan korupsi dan penindasan yang dilakukan oleh penguasa kolonial terhadap penduduk pribumi, terutama melalui sistem tanam paksa. Naskah Max Havelaar dalam buku ini adalah naskah yang tata bahasanya telah disesuaikan dengan Bahasa Indonesia hari ini, gaya ungkapnya telah dipadankan dengan gaya ungkap orang Indonesia masa kini. Dengan begitu, diharapkan buku ini lebih mudah dipahami oleh siapa pun dan menjangkau pembaca seluas-luasnya.
Penulis | : | Multatuli |
---|---|---|
Penerbit | : | DIVA Press |
Tahun terbit | : | 2025 |
ISBN | : | 978-623-189-698-8 |
Halaman | : | 400 |