Hati Ellen Bunting, si induk semang, beberapa malam belakangan ketar-ketir semenjak hadirnya Mr. Sleuth, si pemondok—seorang jentelmen yang jarang berkata-kata—yang menyewa salah satu kamar di rumah-nya. Laki-laki misterius yang sepanjang hari hanya mengurung diri di dalam kamar membaca kitab Injil serta buku Concordance, sementara pada tengah malam diam-diam menyelinap meninggalkan rumah lalu kembali mengurung diri di kamar. Di luar sana, pada pagi esoknya, para penjual koran berlomba-lomba menjajakan koran-koran berisi berita liputan pembunuhan sadis yang terjadi semalam. Pembunuhan oleh seseorang yang mengaku bernama Avenger. Dalam pikiran Ellen berkecamuk pertanyaan yang dia pun buntu mene-mukan titik terangnya. Mr. Sleuth punya aktivitas mencurigakan di dalam kamarnya. Tinta merah di mata Ellen terlihat seperti darah segar. Tangan Mr. Sleuth yang dingin seakan mewakili dirinya yang seorang pembunuh berantai berdarah dingin. Dicekam oleh kecemasannya sen-diri, Ellen bahkan tidak berani mengungkapkan kecurigaan-kecurigaan-nya di hadapan suami maupun seorang polisi muda yang kerap datang ke rumah. The Lodger merupakan novel yang paling pertama mengangkat kisah pembunuh berantai Jack the Ripper. Novel ini dianggap sebagai contoh bagaimana caranya menampilkan ketegangan psikologis karena fokus-nya ada pada dampak yang ditimbulkan oleh si pelaku terhadap si tokoh utama, bukan pada proses pembunuhannya. The Lodger sudah beberapa kali diadaptasi, salah satunya film thriller garapan Alfred Hitchcock berjudul The Lodger; A Story of the London Fog.
Penulis | : | Marie Belloc Lowndes |
---|---|---|
Penerbit | : | Laksana |
Tahun terbit | : | 2024 |
ISBN | : | 978-623-327-504-0 |
Halaman | : | 368 |