Sejatinya, orang Jawa mengenal berbagai prinsip atau falsafah adiluhung sebagai panduan hidup di dunia. Hanya saja, seiring perubahan zaman, prinsip-prinsip tersebut secara perlahan mulai dilupakan. Untungnya, orang Jawa tidak kehilangan akal. Melalui sentuhan kreatif, mereka mampu menggubah ungkapan-ungkapan baru dengan memodifikasi berbagai nasihat atau petuah luhur yang sudah ada menjadi lebih tegas dan telak.
Buku ini menguraikan beragam sindiran atau satire sebagai respons terhadap perilaku manusia yang kian jauh dari nilai-nilai normatif. Sindiran tersebut bukan bermaksud merendahkan falsafah Jawa yang sudah ada, melainkan memodifikasinya untuk mengingatkan manusia bahwa ada ketimpangan di sekelilingnya. Dengan falsafah Jawa “model baru” yang diuraikan di dalam buku ini, manusia diharapkan segera kembali ke akarnya, yaitu budi pekerti luhur dan akhlak mulia.
? Tut Wuri Hanjegali
? Becik Ketampik Ala Ketampa
? Ing Ngarsa Ngusung Bandha
? Mikul Kedhuwuren, Mendhem Kejeron
? Wong Busuk Entuk, Wong Pinter Klenger
? Dudu Sanak Dudu Kadang, Yen Mati Melu Kondangan, dll.
Penulis | : | Gesta Bayuadhy |
---|---|---|
Penerbit | : | Diva Press |
Tahun terbit | : | 2016 |
ISBN | : | 978-602-391-251-3 |
Halaman | : | 274 |