Karena kehendak Sang Hyang Tunggal, sepasang kakak beradik, Ki Sablak dan Nyi Sangi, harus pergi meninggalkan dusun mereka setelah banjir bandang memporak-porandakannya. Melalui mimpi, keduanya digariskan melakukan perjalanan terpisah yang akhirnya bermuara pada satu tujuan yang sama: Gunung Merapi. Di jagat kahyangan, tempat para dewa dan dewi tinggal, Sang Hyang Tunggal menghendaki Dewi Uma turun ke jagat kamanungsan karena menolak melayani nafsu suaminya, Bathara Guru, di atas Lembu Andini. Sementara itu, di jagat pewayangan, Parikesit juga harus menjalani garis kehidupannya. Setelah memegang tahta Pandawa, ia pun menjalani peran lain. Bersama pamomong dan ketiga anaknya, Parikesit harus turun ke jagat kamanungsan guna menjalani takdirnya: memimpin sebuah negeri bernama Jawa Dwipa. Bagaimanakah peristiwa demi peristiwa selanjutnya terjalin hingga bertemu di ujung yang sama? Bagaimana juga keterkaitan antara jagat kahyangan, jagat kamanungsan, dan jagat pewayangan dalam menjaga kawah gunung di utara Yogyakarta yang terus-menerus mengeluarkan api itu? Tidak hanya sekadar menyelami muasal mitos yang berkembang di sekitar Gunung Merapi, kisah demi kisah yang tersaji dalam novel ini juga menuju satu pemahaman bahwa manusia hanyalah wayang yang menjalankan lakon yang telah dituliskan oleh Sang Pencipta.
Penulis | : | Budi Sardjono |
---|---|---|
Penerbit | : | DIVA Press |
Tahun terbit | : | 2025 |
ISBN | : | - |
Halaman | : | 414 |
Abu Abdullah Muhammad al-Jihsiyari
Rp 130.000 20%
Rp 104.000
Abu Abdullah Muhammad al-Jihsiyari
Rp 160.000 20%
Rp 128.000
Abu Abdullah Muhammad al-Jihsiyari
Rp 130.000 20%
Rp 104.000