Kisah 1001 Malam Jilid 3 dimulai dari malam ke-129 hingga malam ke-267. Jilid ini dibuka dengan kisah cinta yang berlarat-larat antara Tajul Muluk dengan Sayyidah Dunya. Kisah cinta ini tidak tunggal, namun masih bercabang lagi dengan kisah-kisah lain yang kadang menghibur, kadang pula menyakitkan. Tak ingin Raja Syahrayar bosan, Syahrazad membawakan kisah cinta yang lebih menawan lagi tentang Pangeran Ali bin Bakar dan Putri Syamsun Nahar. Ada banyak pelajaran berharga dapat kita ambil dari rentetan drama-drama di sesi ini.
Peperangan, perebutan kekuasaan, intrik politik, perselingkuhan, alienasi budaya muncul di hikayat panjang tentang Raja Qamaruzzaman. Bahkan, di dalam kisah ini, hasrat seksual abnormal antara ibu dan anak (incest), dan pembunuhan atas nama syahwat dijlentrehkan oleh Syahrazad. Banyak hikmah berceceran di sesi ini, seperti tentang kesetiaan, persaudaraan, perjuangan, kerja keras, atau tentang keberuntungan yang tak terduga.
Kekhasan yang paling unik dari jilid ini adalah cerita fabel. Kelihaian sang penggubah hikayat amat kelihatan dengan menjadikan hewan bukan hanya objek cerita, tetapi subjek yang dominan. Ada beberapa cerita fabel yang menarik diikuti, seperti hikayat tentang burung-burung, kisah tikus, kucing, dan hewan lainnya. Hikayat Rubah, Serigala, dan Manusia menjadi tanda bahwa film fantas yang melibatkan manusia dan hewan embrionya ternyata dapat ditemukan di kitab Kisah 1001 Malam yang legendaris ini.
Penulis | : | Abu Abdullah Muhammad al-Jihsiyari |
---|---|---|
Penerbit | : | Diva Press |
Tahun terbit | : | 2018 |
ISBN | : | 978-602-391-578-1 |
Halaman | : | 652 |
Abu Abdullah Muhammad al-Jihsiyari
Rp 130.000 20%
Rp 104.000
Abu Abdullah Muhammad al-Jihsiyari
Rp 160.000 20%
Rp 128.000
Abu Abdullah Muhammad al-Jihsiyari
Rp 130.000 20%
Rp 104.000